ABSTRAK / INTISARI
Laporan Penilitian ini menjelaskan tentang Jenis cacing yang bermanfaat bagi kehidupan. Serta fungsi-fungsi dan khasiat yang diperoleh dari cacing tanah. Cacing berfungsi sebagai penyubur tanah dan ada juga jenis cacing yang berfungsi sebagai obat bagi kesehatan manusia.
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kita, sehingga saya berhasil menyelesaikan Laporan Karya Ilmiah ini yang alhamdulillah bisa selesai tepat pada waktunya. Laporan yang kami susun ini kami beri judul “MANFAAT CACING TANAH BAGI KESEHATAN MANUSIA”
Laporan Karya Ilmiah ini berisikan tentang informasi tentang jenis cacing yang bermanfaat bagi kehidupan. Serta fungsi-fungsi dan khasiat yang diperoleh dari cacing tanah.
Diharapkan Laporan ini dapat memberikan informasi kepada kita semua. Kami menyadari bahwa Laporan Karya Ilmiah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan Makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan Laporan Karya Ilmiah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Amin.
Seputih Mataram, Oktober 2011
Penyusun,
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................... i
ABSTRAK/ILUSTRASI........................................................................................ ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penelitian............................................................................................ 2
1.4 Metode Penulisan........................................................................................... 2
1.5 Manfaat Penulisan.......................................................................................... 2
1.6 Hipotesis......................................................................................................... 2
BAB II KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manfaat Lumbricus Rubellus......................................................................... 3
2.2 Kandungan Nutrisi Lumbricus Rubellus........................................................ 4
2.3 Cara Pengolahan Cacing Tanah...................................................................... 4
2.4 Daerah yang Mengkonsumsi Cacing Tanah Untuk Pengobatan.................... 5
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan.................................................................... 6
3.2 Alat dan Bahan.............................................................................................. 6
3.3 Langkah Kerja................................................................................................ 6
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan.................................................................................. 8
4.2 Pembahasan.................................................................................................... 8
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................................ 12
5.2 Saran.................................................................................................................. 12
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa ini penggunaan berbagai macam organisme baik hewan maupun tumbuhan banyak digunakan oleh para ahli untuk penyembuhan berbagai macam penyakit. Salah satu jenis organisme yang digunakan adalah cacing tanah yang dikenal dengan nama ilmiah Lumbricus rubellus. kita mengetahui bahwa masyarakat kurang mengerti manfaat dari cacing tanah ( lumbricus rubellus ). Selama ini kita beranggapan bahwa cacing tanah merupakan hewan yang menjijikkan dan tak banyak memiliki manfaat. Padahal cacing tanah memiliki banyak manfaat bagi kesehatan manusia. Diantaranya untuk penyakit tekanan darah rendah, tekanan darah tinggi, kencing manis, tipus, rematik dan penyakit kronis lainnya.
Maka dari itu penulis mengangkat judul “Manfaat Cacing Tanah bagi Kesehatan Manusia” yang bertujuan untuk menjelaskan kepada masyarakat bahwa cacing tanah banyak manfaatnya dan agar masyarakat lebih mengetahui akan manfaat dari daging cacing tanah (lumbricus rubellus ).
1.2 Rumusan Masalah
Bedasarkan uraian diatas, maka penulis menuliskan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Penyakit apa saja yang dapat disembuhkan oleh cacing tanah ?
2. Apa saja kandungan nutrisi dari cacing tanah ?
3. Bentuk cacing tanah yang mana yang dapat dibuat untuk pengobatan ?
4. Bagaimana pengolahan cacing tanah untuk pembuatan obat.
5. Daerah mana yang sudah mengkonsumsi obat dari cacing tanah ?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun beberapa tujuan yang ingin dicapai melalui penulisan Karya Tulis ini yaitu ; mengetahui penyakit yang dapat disembuhkan cacing tanah, mengetahui kandungan nutrisi dari cacing tanah, menjelaskan jenis – jenis cacing tanah untuk pengobatan, menjelaskan cara pengolahan cacing tanah untuk pengobatan dan mengetahui daerah yang telah mengkonsumsi cacing tanah untuk pengobatan.
1.4 Metode Penulisan
Adapun metode yang penulis gunakan dalam menyelesaikan penulisan Karya Tulis ini adalah metode studi pustaka atau review book.
1.5 Manfaat Penulisan
Adapun manfaat dari penulisan Karya Tulis ini baik bagi penulis maupun pembaca adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang kesehatan baik dalam proses pencegahan maupun penyembuhan penyakit agar dapat meningkatkan kualitas hidup sehat.
1.6 Hipotesis
Cacing memang berbahaya bagi kesehatan manusia, khususnya jenis cacing parasit, sebagia contoh cacing pita, cacing gelang, cacing perut dan lain sebagainya. Tapi ada juga cacing yang sangat berguna bagi kita dan lingkungan, yaitu cacing tanah, cacing merah, cacing laut. Cacing tanah di samping sebagai penyubur tanah, pakan ikan dapat juga digunakan sebagai obat bagi manusia.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manfaat Lumbricus Rubellus
Daging cacing tanah merupakan salah satu sebagai alternative pengobatan bagi kehidupan manusia. Banyak khasiat daging cacing tanah bagi kesehatan manusia. Lumbricus Rubellus dapat menjadi obat yang manjur untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Diantaranya ialah penyakit tekanan darah rendah dan tekanan darah tinggi, kencing manis, tipus, rematik, disentri, maag, muntaber, asma dan penyakit kronis lainnya.
Hasil – hasil penelitian pun telah menguak multi manfaat cacing tanah. Hewan ini mengandung berbagai enzim penghasil antibiotic dan asam arhidonat yang berkhasiat menurunkan demam. Sejak tahun 1990 di Amerika Serikat cacing ini dimanfaatkan sebagai penghambat pertumbuhdan kanker. Di Jepang dan Australia, cacing tanah dijadikan sebagai bahan baku kosmetika. Penelitian laboratorium mikrobiologi fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Unpad Bandung tahun 1996 menunjukkan bahwa ekstra cacing rubellus mampu menghambat pertumbuhan bakteri pathogen penyakit tipus dan diare.
Cacing rubellus memiliki beberapa kandungan yang bermanfaat bagi manusia jika dimakan, penyembuhan dengan memanfaatkan daging cacing dilakukan pada saat kita sehat. Penyembuhan itu harus melalui proses jauh sebelum sakit tiba, mereka yang sering menderita tipes, demam, batuk flu, dll. Perlu banyak mengkonsumsi cacing agar memiliki ketahanan.
Memang tak ada informasi yang jelas, kapan cacing dianggap berkhasiat. Tapi, Lumbricus rubellus punya manfaat medis. Sudah diteliti para ilmuwan Amerika. Dari sanalah ditemukan bahwa lumbricus punya kemampuan mengubah Omega – 6 menjadi Omega – 3. Omega 3 ini dapat mencegah terjadinya pengerasan pembuluh darah yang diakibatkan oleh lemak. Dalam penelitian itu juga dilakukan percobaan dengan mengisolasi bahan kimia yang ada pada tubuh lumbricus rubellus. Kemudian menumbuhkannya ke sel tubuh manusia. Ternyata bahan kimia itu dapat mengurangi gangguan di pembuluh arteri yang dapat mengakibatkan serangan jantung.
2.2 Kandungan Nutrisi Lumbricus Rubellus
Daging Lumbricus Rubellus memiliki beberapa kandungan nutrisi, diantaranya mengandung kadar protein sangat tinggi, yaitu sekitar 76 %. Kadar ini lebih tinggi dibandingkan dengan daging mamalia (65’1) atau Ikan (50’1). Begitu juga dengan asam – asam amino esensialnya. Selain itu bahan tersebut diketahui pula mengandung alfa tokoferol atau vitamin f yang berfungsi sebagai anti oksidan.
Selain itu mnurut Laverach (1963) kandungann nutrisi daging lumbricus rubellus terdiri dari 16 % protein, 17 % karbohidrat, 45 % lemak dan abu 1,5 %. Sedangkan kadar bahan keringnya 16,38 %, kandungan protein 53,5% – 71,5 % dimiliki lumbrecus terrestris dengan kadar bahan antara 15 – 20 %. Hewan – hewan ini juga mengandung protein asam amino berkadar tinggi yang sangat diperlukan untuk kekebalan tubuh melawan berbagai macam penyakit.
2.3 Cara Pengolahan Cacing Tanah
Ada beberapa cara / proses dalam mengolah daging lumbricus rubellus, diantaranya ; proses pengolahan kapsul cacing tanah dilakukan dengan system higroscopy. Yaitu kandungan air cacingt tanah diserap dengan menggunakan kain kasa.
Selain itu ada juga cara pengolahan cacing tanah tersebut, caranya ialah sebagai berikut ;
1. Cari cacing tanah merah yang bentuknya kecil – kecil, (cacing kruntel yang biasa digunakan untuk umpan memancing ikan) dan bukan cacing yang hitam dan besar.
2. Bersihkan dan pastikan sudah tidak ada unsur tanah atau kotoran lain, sekedar untuk menjaga higienisnya saja.
3. Tuangkan air kira – kira 3 gelas untuk ukuran diminum 3 X sehari.
4. Masukkan cacing dan rebus hingga mendidih.`
5. Saring dan ambil airnya saja.
6. Dinginkan sebentar atau minumkan hangat – hangat.
Saran saya si penderita jangan sampai melihat proses memasaknya supaya tidak merasa jijik sehingga membuat penderita tidak mau meminumnya.
2.4 Daerah Yang Mengkonsumsi Cacing Tanah Untuk Pengobatan
Obat – obatan yang menggunakan jenis organisme cacing tanah ini atau lumbricus rubellus telah menjadi pasaran di berbagai daerah seperti di Cina, Indonesia, Jepang dan negara – negara lainnya. Obat yang berbahan baku cacing yang resepnya dari cina, selain itu Negara Amerika pun telah meneliti daging lumbricus rubellus untuk digunakan sebagai kapsul cacing tanah.
Di Indonesiapun telah mendulang uang dan bisnis cacing. Contohnya Aep Saefudin yang tertarik menggeluti usaha obat dari cacing dirumahnya di daerah Kopo, Bandung. Di Denpasar pun telah menggunakan cacing tanah sebagai obat alternative penyakit tipus.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Hari, Tanggal : 15 Oktober 2011
Pukul : 07.30- 09.00
Tempat : Kebun rumah
3.2 Alat dan Bahan
3.2.1 Alat
- Ember
- Cethok
- Ph Meter
- Termometer
- Karung Goni
- Timbangan
- Plastik
- Baskom
- Kayu
3.2.2 Bahan
- Cacing
- Air
- Kompos
- Bubur kertas
3.3 Langkah Kerja
- Menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam proses pembuatan kompos
- Melubangi baskom pada bagian bawah secukupnya
- Membuat bubur kertas dengan cara memotong kardus kecil-kecil dan merendam dalam air secukupnya kemudian meremas-remas sampai menjadi bubur pada tempat yang berbeda
- Memasukkan bubur kertas ke dalam baskom yang telah dilubangi setebal 3 cm dari tinggi baskom
- Memasukkan bubur kertas ke dalam baskom yang telah dilubangi setebal 3 cm dari tinggi baskom
- Memasukkan bubur kertas ke dalam baskom yang telah dilubangi setebal 3 cm dari tinggi baskom
- Memasukkan kompos organik yang sudah hampir jadi ke dalam baskom
- Memasukkan 100 ekor cacing ke dalam baskom
- Memasukkan bubur kertas di atas lapisan kompos yang sudah diberi cacing
- Menutup baskom dengan goni
- Memantau pembuatan kompos ini selama 2 minggu
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Pengamatan
Hari/ tanggal
|
Suhu (oC)
|
pH
|
Jumlah Cacing (ekor)
|
Berat Cacing (gram)
|
Rabu, 5 Oktober 2011
|
27
|
3,7
|
104
|
100
|
Rabu, 12 Oktober 2011
|
28
|
4,4
|
4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui prosedur pembuatan vermikomposting. Langkah-langkah yang dilakukan dalam pembuatan verkomposting pada praktiukum ini adalah sebagai berikut. Pertama, menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan. Baskom yang berukuran sedang dilubangi bagian bawah secukupnya. Fungsi pelubangan ini adalah untuk memberikan jalan bagi air yang ada dalam vermikompos nantinya. Agar vermikomposting yang dilakukan tidak terlalu banyak air (terlalu lembab) sehingga cacing dapat hidup dengan baik. Selanjutnya dilakukan pembuatan bubur kertas dengan cara kardus atau kertas tanpa tinta dipotong kecil-kecil, kemudian direndam di dalam air secukupnya. Setelah kertas menyerap air sepenuhnya, kertas atau kardus diremas-remas sampai menjadi bubur. Kertas atau kardus yang digunakan dalam pembuatan bubur ini tanpa tinta, karena cacing tidak menyukai tinta. Tinta adalah bahan kimia, sehingga dapat membahayakan cacing tanah tersebut. Selanjutnya bubur yang sudah jadi tadi dimasukkan ke dalam baskom yang telah dilubangi sebagai lapisan dasar. Bubur kertas yang dimasukkan setebal 3cm dari tinggi baskom tersebut. Tujuan pemasukan bubur ini adalah untuk memfasilitasi cacing tanah dalam aklimatisasi atau penyesuaian diri dengan kompos yang nantinya akan diletakkan di atas bubur kertas ini. Dalam adaptasi lingkungan hidup di kompos, cacing tanah yang belum mampu beradaptasi dengan kompos akan turun ke bawah ke lapisan bubur kertas ini.
Selanjutnya adalah memasukkan kompos organik yang sudah hampir jadi ke dalam baskom. Kompos yang dimasukkan sampai mencapai setengah tinggi baskom. Sebelumnya kompos organik yang akan dimasukkan ke dalam baskom diberi air, agar tidak kering. Hal ini ditujukan untuk menjaga kelembaban vermikomposting. Kompos yang hampir jadi inilah yang nantinya akan sempurnakan menjadi kompos oleh cacing tanah. Selanjutnya adalah memasukkan 100 ekor cacing ke dalam kompos. Baiknya, cacing yang dimasukkan dibiarkan mengumpul. Praktikan menunggu sampai cacing masuk ke dalam kompos. Jika cacing tanah sudah mau masuk ke bagian kompos, maka ini menandakan bahwa cacing tanah sudah mapu beradaptasi dengan kondisi kompos. Cacing tanah ini berfungsi untuk menyempurnakan pengomposan, dari kompos yang hampir jadi sampai kompos yang sudah jadi. Cacing ini memakan kompos sebagai makanannya dan mengeluarkan kotorannya sebagai bunga tanah atau humus, yaitu kompos. Tahap selanjutnya yaitu pemberian bubur kertas di atas lapisan kompos yang sudah diberikan cacing. Pemberian bubur kertas sampai semua kompos tertutupi dan hingga mencapai kira-kira 3 cm. Tujuan pelapisan dengan bubur kertas ini sama dengan pemberian bubur kertas sebagai lapisan dasar, yakni memfasilitasi cacing untuk aklimatisasi atau adapatasi dengan kondisi kompos. Jika cacing belum dapat beradaptasi dengan kompos sebagai habitatnya, maka bubur kertas ini akan memberikan kenyamanan bagi cacing sehingga cacing akan menuju ke lapisan bubur kertas ini. Misalnya jika cacing tidak menyukai kondisi kompos seperti bau, Ph, atau suhunya maka dimungkinkan cacing akan menuju ke tempat yang lebih cocok, yakni lapisan bubur kertas bagian bawah atau atas kompos. Langkah selanjutnya, baskom ini ditutup dengan potongan karung goni. Penutupan ini ditujukan agar vernikomposting berlangsung pada kegelapan, karena cacing tanah merupakan hewan nocturnal. Selain itu yang digunakan sebagai penutup adalah karung goni, hal ini karena karung goni memiliki celah-celah yang agak besar sehingga mampu memberikan aerasi yang baik bagi cacing tanah.
Vermikomposting ini dipantau perkembangannya selama dua minggu. Setiap seminggu sekali, vermikomposting ini diukur pH dan suhunya. Selain itu dilakukan perhitungan cacing tanah untuk mengetahui apakah terdapat penambahan atau pengurangan cacing tanah. Jika cacing tanah bertambah, maka dapat dimaknai bahwa lingkungan vermikompos cocok untuk cacing tanah melakukan vermikomposting.
Susunan Vermikomposting
Setelah satu minggu vermikomposting disimpan, dilakukan pengukuran suhu dan pH. Dari Hasil pengukuran didapatkan asil suhu sebesar 27 °C dan Ph 3,7. Setelah dilakukan pengukuran tersebut, dilakukan perhitungan jumlah cacing tanah dan berat cacing tanah dalam vermikomposting. Dari hasil perhitungan didapatkan jumlah cacing sebanyak 104 ekor dengan berat 100 gr. Dengan ini menunjukkan bahwa cacing telah berkembang biak dengan baik, yakni cocok dengan kondisi lingkungannya. Hal ini ditunjukkan dari pertambahan jumlah cacing tanahnya. Namun pertambahan cacing tanah tidak begitu banyak, hal ini dimungkinkan karena kondisi lingkungan belum begitu cocok, baik suhu ataupun pH-nya yang terlalu asam. Selain itu dimungkinkan karena penghitungan cacing tanah yang kurang teliti, sehingga banyak cacing-cacing tanah yang kecil belum terhitung.
Setelah penghitungan cacing, keasaman, dan suhu kompos, kompos dicampur lagi dengan bubur kemudian cacing tanah dimasukkan lagi ke dalam kompos. Kemudian vermikomposting ini disimpan lagi selama satu minggu. Setelah satu minggu, dilakukan lagi pengukuran keasaman dan suhu kompos kemudian perhitungan cacing tanah. Di minggu kedua ini, didapatkan hasil bahwa kompos memiliki suhu 28°C dan pH-nya 4,4. Selanjutnya dari hasil perhitungan, didapatkan jumlah cacing sebanyak 106 ekor. Pertambahan jumlah cacing dari 104 menjadi 106 ini menunjukkan bahwa cacing tanah terus berkembang biak dengan baik, dengan kata lain cacing tanah cocok dengan kondisi media vermikomposting. Kemudian setelah perhitungan dilakukan penimbangan cacing tanah. Hasil penimbangan menunjukkan bahwa cacing tanah memiliki berat 90 gr. Dapat diketahi bahwa terjadi penurunan berat cacing tanah, yakni dari 100 gr menjadi 90 gr. Pertambahan jumlah cacing tanah dan pengurangan berat cacing tanah menujukkan bahwa sebenarnya terjadi perkembangbiakan cacing tanah namun juga terjadi kematian cacing tanah dewasa.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari karya Ilmiah ini adalah sebagai berikut :
Vermicomposting adalah proses pengomposan secara bioteknologi sederhana yang merupakan proses bioksidasi dan stabilisasi bahan organik yang melibatkan kerjasama antara cacing tanah dan mikroorganisme untuk meningkatkan proses perombakan limbah dan menghasilkan hasil akhir yang lebih baik. Hasil akhir vermicomposting adalah vermicast atau vermikompos. Vermikomposting yang dilakukan oleh praktikan dinyatakan berhasil.
- Penyakit yang dapat disembuhkan oleh cacing tanah atau lumbricus rubellus adalah penyakit tekanan darah rendah dan tekanan darah tinggi, kencing manis, tipus, rematik, disentri, maag, muntaber, asam dan penyakit kronis lainnya.
- Lumbricus rebellus memiliki kandungan nutrisi. Diantaranya mengandung kadar protein sangat tinggi yaitu, sekitar 76 %, protein asam amino berkadar tinggi, 17 % karbohidrat, 45 % lemak dan abu 1,5 %.
- Cara pengolahan lumbricus rubellus di antaranya : proses pengolahan kapsul cacing tanah dilakukan dengan system higroscopy. Yaitu kandungan air cacing tanah diserap dengan manggunakan kain kasa.
5.2 Saran
Dengan menyelesaikan Karya Tulis ini, penulsi berharap agar masyarakat di Indonesia mencoba untuk mengkonsumsi obat dari Lumbricus Rubellus yang merupakan obat tradisional. Kegunaan cacing tanah antara lain digunakan di bidang pertanian, pakan ternak, obat, kosmetik dan masih banyak lagi, sehingga bisa menjadikan peluang untuk sebuah usaha yang mempunyai prospek yang cukup menjanjikan. Di bidang Pertanian, masih ada peluang dikarenakan pemakaian pupuk pabrik digunakan secara terus menerus dan tidak terkontrol pemakaiannya dapat merusak kesuburan tanah. Disinilah fungsi cacing tanah diperlukan, baik berbentuk pupuk atau disebar hidup.
Dibidang pakan ternak, juga masih menjanjikan. Cacing tanah ternyata bisa menjadi salah satu bahan pembuatan makanan ternak seperti pada ternak itik, lele, burung dll.
Dibidang farmasi dan jamu, cacing tanah diolah menjadi bahan baku untuk obat beberapa penyakit, seperti penyakit, tipus, kuning dan lain-lain.
Begitu banyak kegunaan dan fungsi dari cacing tanah.
DAFTAR PUSTAKA
- Anas, S. 1990. Metoda Penelitian Cacing Tanah dan Nematoda. Depdikbud.Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Pusat Antar Universitas Bioteknologi.IPB.Bogor.
- Barus, T.A. 2002. Pengantar Limnologi. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi. Medan.
- Brown, L.E.1978. Ecology of Soil Organisms.Heinemann Educational Books LTD.London.
- Dahelmi.1984. Cacing tanah pada tanah timbunan sampah Kota Madya Padang.tesis Universitas Andalas(Tidak Dipublikasikan). Padang
- Darmi.2003. Bahan Ajar Biologi Tanah. Universitas Bengkulu.Bengkulu.
- Edwards, A.C dan Lofty, R.1972.Biology of Earthworms. Champman and Hall LTD. London.
- Lingga, P.2002.Petunjuk P enggunaan Pupuk .Penebar Swadaya .Jakarta.
- Nurachman, Z..2002.Profil Cacing Tanah dalam Agroekosistem.Google http:www.rudyct. x.com/sem 1012/Neneng Nurida.htm.
- Palungkun,R.1999.Sukses Berternak Cacing Tanah Lumbricus rubellus.Penebar Swadaya.Jakarta.
- Rukmana, R. 1999.Budi Daya Cacing Tanah.Kanisius.Jakarta.
- Saputra , I.2002.Komposisi Aracnida Permukaan Tanah Di Perkebunan Kelapa Sawit PT Bio Nusantara Teknologi.Skripsi UNIB (Tidak Dipublikasikan).Bengkulu.
- Soenanto, H.2000.Budi Daya Cacing Tanah Lumbricus rubellus.CV Aneka . Solo.
- Stephenson,J.1923.The Fauna of British India Including Ceylon and Burma (Oligochaeta)Taylor.London.
- Suin, N.M. 1997.Ekologi Hewan Tanah.Bumi Aksara ITB. Bandung.
- Suripin.2002.Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Andi.Yogyakarta.
L A M P I R A N
1. Jenis Cacing yang Menguntungkan
Cacing Kalung Cacing Tanah Cacing Sutera
2. Jenis Cacing yang Merugikan (Parasit)